Thursday, April 18, 2013

(Curhat istri) Akibat Tergoda

Nama saya Yuni. Saya seorang istri yang sudah menikah sekitar setengah tahun.
Banyak yang menyebut saya wanita judes. Bahkan suami saya juga sempat mengatakan hal tersebut.
Saya menyadari hal tersebut, mungkin sifat saya terbawa karena dulu saya memiliki pergaulan bebas, jadi saya banyak pria yang bersikap kurang ajar pada saya, dan menjadikan sifat saya menjadi sedikit judes.
Suami saya sendiri merupakan pria bertipe pendiam. Saya mengenal suami saya di sebuah acara. Saya sebenarnya merasa cukup beruntung memperoleh suami yang tidak macam-macam dan mau menerima saya apa adanya.

Awalnya kami tinggal di ujung pandang, namun suami saya dipindah tugaskan ke Surabaya, oleh karena itu kami mencari kost di Surabaya.
Di Surabaya kami menemukan tempat kost yang cukup lumayan, namun hampir semua  penghuni kost tersebut adalah pria.
Karena suami saya yang pendiam ditambah dengan sikap saya yang sedikit judes, maka kami tidak terlalu dekat dengan penghuni kost lainnya.

Awalnya para penghuni kost yang rata-rata masih anak muda tersebut masih bersikap biasa pada kami. Namun ternyata tugas suami saya mengharuskan dia untuk pulang pergi Surabaya-Malang, hingga tidak jarang saya tinggal di kost tersebut tanpa suami saya.
Sejak saat itu, anak-anak muda yang ada di kost tersebut mulai sedikit berani menggoda saya. Tentu saja saya merespon godaan mereka dengan ketus. Namun, lama-kelaman sikap mereka ke saya saat suami saya tidak ada semakin kurang ajar.

Pernah dalam beberapa hari mereka selalu menyembunyikan BH serta celana dalam saya yang baru saya cuci. Hal tersebut sempat membuat saya terpaksa mengenakan pakaian dalam yang kotor.
Beberapa hari kemudian BH dan celana dalam saya yang hilang tersebut muncul di depan kamar saya, namun semua pakaian dalam saya tersebut sudah dipenuhi coretan-coretan dengan bahasa yang tidak sopan.

Suatu siang, saat saya sedang mandi, saya mendengar suara-suara pria yang tertawa. Pada awalnya saya tidak terlalu memperhatikan hal tersebut, namun mendadak saya melihat ada kilatan cahaya dari atas.
Betapa terkejutnya saya, ketika saya melihat ke atas, saya melihat ada beberapa pria yang sedang asyik mengintip saya sambil mengambil foto saya.
Saya sudah tidak sempat melihat siapa mereka, saya hanya dapat berteriak sambil berusaha menutupi tubuh saya sekenanya.
Mendengar teriakan saya, saya mendengar mereka melarikan diri.
Saya sangat marah hingga bergetar, saya sudah tidak menyelesaikan mandi saya, namun langsung mengeringkan badan saya dan mengenakan baju.
Ketika saya keluar, saya melihat mereka sedang duduk tidak jauh dari kamar mandi sambil menatap saya dengan tawa yang menghina.
Saya menatap mereka penuh kebencian, namun tidak berkata apa-apa.
Ketika saya berjalan melewati mereka untuk kembali ke kamar, mereka bukannya tampak malu karena ketahuan mengintip, namun justru menatap saya dengan tatapan kurang ajar. Bahkan salah satu dari mereka dengan lancangnya berkata,
"Wah cepet banget mandinya mbak? Jangan-jangan ga bersih tuh" kata salah satu dari mereka yang disambut dengan tawa yang lain.
Saya menatap mereka dengan penuh amarah, kemudian mempercepat langkah saya kembali ke kamar.

Namun diantara pria-pria yang kurang ajar tersebut, ada satu anak muda yang menarik perhatian saya.
Pria bernama Andre tersebut berusia 3 tahun di bawah saya, dan memiliki perawakan yang gagah dan mirip dengan mantan saya dulu.

Sebenarnya saya sadar bahwa si Andre ini juga sama dengan yang lain yang ingin mencicipi tubuh saya, namun berbeda dengan pria lain di kost tersebut yang sering bersikap kurang ajar pada saya, si Andre ini melakukan pendekatan yang lebih halus.
Andre sering menemani saya mengobrol untuk menghabiskan waktu, dan jujur saya merasakan sedikit kenyamanan saat saya bersama Andre ketika suami saya sedang tidak ada. Kehadiran Andre cukup menghilangkan kesepian saya.

Saya tahu bahwa seharusnya saya tidak menanggapi rayuan Andre, namun saya berpikir bahwa saya hanya ingin mengusir kesepian dan saya meyakinkan diri bahwa saya tidak akan kelewatan.

Namun ternyata pertahanan saya tidak dapat bertahan lama.

Pada suatu malam, saya dan Andre sedang berbincang di depan kamar saya sambil menegak minuman keras. Ketika saya mulai mabuk, hal terakhir yang saya ingat adalah Andre membopong tubuh saya masuk ke kamar. Setelah itu saya sudah tidak sadarkan diri.
Keesokan harinya, saya sangat terkejut karena ketika saya bangun saya sudah telanjang bulat, sedangkan Andre masih tertidur di samping saya juga dalam posisi tidak mengenakan pakaian apa pun.
Saya langsung membangunkan Andre dengan marah dan menamparnya. Namun Andre berusaha menenangkan saya dengan segala rayuannya. Dia mengatakan bahwa saya tidak perlu merasa bersalah, karena saya juga wanita yang memilki kebutuhan sex, dan dia juga mengatakan bersetubuh dengan saya atas dasar cinta dan rela walaupun hanya menjadi pria kedua bagi saya.

Segala rayuannya membuat saya luluh. Dan akhirnya tidak marah lagi padanya.
Tentu saja kejadian Andre tidur di kamar saya diketahui oleh para pria lainnya disana. Hal tersebut membuat pandangan mereka kepada saya semakin meremehkan saya. Bahkan sering mereka menggoda saya bahwa mereka juga ingin meminta jatah dari saya.
Karena tidak dapat membantah, maka saya hanya dapat berdiam diri menahan malu dan marah.

Sikap Andre sendiri semakin membuat saya simpati padanya. Walaupun dia tidak membela saya ketika pria-pria lain menggoda saya (saya memahami hal tersebut, karena saya rasa Andre juga menganggap hal tersebut adalah aib baginya), namun Andre tidak memperparah keadaan dengan tidak ikut menggoda saya, bahkan setelah kejadian itu, sikap Andre semakin perhatian kepada saya. Tidak hanya itu, ketika suami saya ada, Andre dapat menjaga sikap dengan menahan diri tidak terlalu dekat dengan saya hingga suami saya tidak curiga.
Semua sikap Andre tersebut membuat saya semakin luluh, hingga setiap kali suami saya pergi saya selalu berhubungan badan dengan Andre, bahkan dapat dikatakan saya lebih sering bersetubuh dengan Andre dibanding dengan suami saya, ditambah dengan teknik Andre sebagai anak muda memberikan variasi bagi saya.
Saya sudah layaknya sebagai istri bagi Andre.

Suatu kali, Andre mengajak saya bersetubuh, tentu saja saya tidak menolak ajakan tersebut.
Saya sangat menikmati permainan Andre.
Namun ketika sedang terbuai dengan permainan Andre sambil menutup mata, saya merasakan ada yang ganjil.
Betapa terkejutnya saya ketika saya membuka mata, sudah ada beberapa laki-laki lain di kamar saya yang merupakan penghuni kost tersebut. Bahkan beberapa orang pria tersebut sudah mulai menggerayangi tubuh saya. Yang membuat saya semakin terkejut, ternyata yang sedang menyetubuhi saya saat itu bukan Andre, melainkan anak kost lain bernama Danu.
Saya spontan langsung berontak, namun mereka memegang kedua tangan dan kaki saya. Otomatis saya melihat Andre, ternyata dia sedang berdiri sambil menertawakan saya, rupanya semua ini sudah mereka rencanakan.

Saya berusaha sekuat tenaga untuk melawan, namun jelas kekuatan saya tidak sebanding dengan para pria tersebut. Mereka dengan leluasa menggilir tubuh saya. Tangisan saya tidak mereka pedulikan sama sekali.
Semua perkosaan tersebut mereka abadikan melalui rekaman video dan foto.
Si Andre mendekati saya sambil berkata,

"Kamu kira aku serius sama kamu? Kita memang sengaja merencanakan ini... Ngapain aku mau serius demi barang bekas seperti kamu"

Mendengar itu saya semakin sakit, air mata tidak dapat berhenti mengalir dari mata saya. Saya merasa ditipu, dilecehkan, direndahkan... Semua menjadi satu... Saya merasa ini hukuman akibat saya selingkuh dari suami saya.

Setelah mereka puas menikmati tubuh saya, mereka mengatakan bahwa apabila saya tidak ingin foto-foto saya tersebar, dan tidak ingin suami saya mengetahui kejadian ini, saya harus menuruti semua kemauan mereka, kapan pun, apa pun itu.

Saya hanya berusaha menahan air mata sambil menatap mereka penuh kebencian, terutama Andre.

Sejak saat itu, hidup saya di kost tersebut benar-benar seperti di neraka. Saya harus bersedia melayani semua pria yang sedang ingin berhubungan badan dengan saya kapan pun itu. Bahkan selama suami saya tidak ada, saya tidak diijinkan mengenakan pakaian apa pun selama di luar kamar, jadi saya harus melakukan aktivitas saya sehari-hari dengan telanjang. Saya benar-benar tidak punya harga diri lagi di hadapan mereka.
Yang lebih parah, mereka betul-betul menjadikan saya pelacur, dengan cara menjual saya ke teman-teman mereka.

Setiap suami saya ada, saya berusaha bersikap seperti biasa. Namun tidak jarang mereka menyuruh saya melayani mereka bahkan saat suami saya ada secara sembunyi-sembunyi.

Namun akhirnya suami saya mengetahui hal tersebut. Suami saya langsung menceraikan saya, kini saya sudah tidak punya apa-apa dan hanya hidup sebagai wanita murahan dan pelacur.

Saya menyadari kesalahan saya, dan hanya dapat pasrah menanggung resikonya.
Namun setelah beberapa bulan, suami saya kembali mencari saya, dan memutuskan untuk memaafkan saya. Sejak itu saya tidak akan menyiakan kesempatan ini dan akan menjadi istri yang berbakti.

1 comment:

  1. mengapa harus jadi pezina dulu sebelum menjadi istri solehah?Anda sbg perempuan harus paham.laki2 menanam simpati,sayang tapi pura2 hanya utk bisa berzina denganmu,sementara krn rasa lebih diperhatikan,disayang maka tubuhmu atas nama sayang,cinta bersedia berzina,itu takdir perempuan,jadi kalau sudah kapok,sejelek apapun suami,semiskin apapun dia,dia tetap suami,surgamu bisa dicapai dng 3 jalan sederhana,shalat yg baik,menjaga auratmu,dan patuh pada suami.

    ReplyDelete